Sabtu, 05 November 2011

makalah supervisi pendidikan

BAB 1
PENDAHULUAN

Membangun peradaban sebuah bangsa pada hakikatnya adalah pengembangan watak dan karakter manusia unggul dari sisi intelektual, spiritual, emosional, dan fisikal yang dilandasi oleh fitrah kemanusiaan. Fitrah adalah titik tolak kemuliaan manusia, baik sebagai bawaan seseorang sejak lahir atau sebagai hasil proses pendidikan.
Pada hakikatnya, pendidikan merupakan upaya membangun budaya dan peradaban bangsa. Oleh karena itu, UUD 1945 secara tegas mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan proses pendewasaan diri manusia itu sendiri serta selain itu pendidikan juga merupakan proses pembentukan pribadi dan karakter manusia. Kemudian, pada satu fokus yang lebih khusus yaitu pendidikan formal, manusia diberikan dasar-dasar pengetahuan sebagai pegangan dalam menjalani hidup dan menghadapi kenyataan hidup dimana didalam pendidikan formal dalam hal ini adalah sekolah menjadi suatu jenjang yang mungkin memang sudah selayaknya dilalui dalam proses kehidupan manusia. Kemudian dalam pendidikan sekolah itu, manusia juga selain melatih kedewasaan juga mengasah intelektualitasnya dan kompetensinya dalam tanggung jawab dan kesadaran.
Seperti telah dituliskan sebelumnya, pada dunia sekolah, manusia dilatih intelektualitasnya dengan pengetahuan dan ilmu-ilmu yang diajarkan dalam proses pendidikannya pada jenjang-jenjang yang telah ada dan diatur. Untuk itu, pada pendidikan sekolah sangat diperlukan adanya perencanaan dalam pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan tersebut. Perencanaan yang dimaksud adalah kurikulum pendidikan atau sekolah yang di dalamnya terdapat standar-standar pembelajaran dan pengembangan intelektualitas manusia.
Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervise. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh karena itu, supervise haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Setelah kita mengetahui realita yang terjadi seperti yang sudah tersebut di atas,maka diperlukan sebuah penjelasan secara rinci dan mendetail tentang supervisi pendidikan agar para pendidik dapat memahami betapa perlu dan pentingnya supervisi pendidikan itu.


BAB 2
      2.1.TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI
1. Teknik kelompok : cara pelaksanaan supervisi terhadap sekelompok orang yang disupervisi.
2. Teknik perorangan : dilakukan terhadap individu yang memiliki masalah khusus.
Metode Supervisi
1. Metode langsung : alat yang digunakan mengenai sasaran supervisi.
2. Metode tak langsung : mempergunakan berbagai alat perantara (media).
Teknik dan Metode yang Lain
1. Kunjungan sekolah (school visit)
Akan memberikan pengatahuan yang lengkap tentang situasi sekolah sehingga program akan lebih efektif.
2. Kunjungan kelas (class visit)
Merupakan suatu metode supervisi yang “to the point” kena sasaran
3. Pertemuan individual
Setelah suatu kunjungan berakhir, hendaklah diadakan pembicaraan langsung dan pribadi tentang hasil kunjungan dengan orang yang dikunjungi.
4. Rapat sekolah
Untuk membicarakan kepentingan murid dan sekolah dan hal-hal yang berhubungan dengan sekolah
5. Pendidikan ini service
Untuk kepentingan mutu mrngajar dan belajar, maka guru perlu mengembangkan pengetahuan sesuai dengan profesinya dengan berbagai cara. Misalnya : study individual, study grops, menghadiri ceramah, mengadakan intervisitasi dsb.
6. Workshop (musyawarah kerja_muker)
Untuk mengembangkan professional karyawan (in-service)
7. Intervisitas
Saling kunjung-memgunjungi sesama guru untuk mengobservasi situasi belajar masing-masing
8. Demonstrasi mengajar
Metode ini dapat dilakukan oleh supervisor sendiri atau oleh guru yang ahli untuk memperkenalkan metode mengajar yang efektif.
9. Bulletin supervisi
Bulletin berkala dapat dimanfaatkan untuk perbaikan program pendidikan dan penngajaran, bisa mingguan atau bulanan.
10. Bulletin bord
pengumuman administratif
pengunguman supervisi
 pengunguman untuk murid.
11. Kunjungan rumah
Tujuannya untuk mempelajari bagaimana situasi hidup orang yang disupervisi di rumah terutama meneliti masalah-masalah yang secara langsung atau tak langsung mempengaruhi tugas/kewajiban orang yang disupervisi itu.

2.2.PENDEKATAN-PENDEKATAN SUPERVISI
I.                   Pendekatan Humanistik
Pendekatan ini timbul dari keyakinan bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagai alat semata-mata untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Tugas supervisor adalah membimbing sehingga makin lama guru makin dapat berdiri sendiri dan berkembang dalam jabatannya dan usahanya sendiri. Teknik supervisi yang dilakukan supervisor dengan menggunakan pendekatan humanistik ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Pembicaraan awal. Dalam hal ini supervisor memancing apakah dalam mengajar guru menemui kesulitan. Pembicaraan ini dilakukan secara informal. Jika dalam pembicaraan ini guru tidak minta dibantu, maka proses supervisi akan berhenti.
2.      Observasi. Jika guru perlu bantuan, supervisor mengadakan observasi kelas. Dalam observasi supervisor masuk kelas dan duduk di belakang tanpa mengambil catatan, ia mengamati kegiatan kelas.
3.      Analisis dan Interpretasi. Sesudah melakukan observasi, supervisor kembali ke kantor memikirkan kemungkinan kekeliruan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Jika menurut supervisor guru telah menemukan jawaban maka supervisor tidak akan memberi nasehat kalau tidak diminta. Apabila diminta memberi nasehat oleh guru supervisor hanya melukiskan keadaan kelas tanpa memberikan penilaian, kemudian menanyakan apakah yang dapat dilakukan guru untuk memperbaiki situasi itu. Kalau diminta sarannya supervisor akan memberikan kesempatan pada guru untuk mencoba cara lain yang kiranya tepat dalam upaya mengatasi kesulitannya.
4.      Pembicaraan Akhir. Jika perbaikan telah dilakukan pada periode tertentu guru dan supervisor mengadakan pembicaraan akhir. Dalam pembicaraan akhir ini supervisor berusaha membicarakan apa yang sudah dicapai guru dan menjawab kalau ada pertanyaan dan menanyakan kalau-kalau guru perlu bantuan lagi.
5.      Laporan. Laporan disampaikan secara deskriptif dengan interpretasi bedasarkan judgment supervisor. Laporan ini ditulis untuk guru, kepala sekolah atau atas kepala sekolah(Kakandep), untuk bahan perbaikan selanjutnya.

II.                Pendekatan Kompetensi
Pendekatan kompetensi didasarkan atas asumsi, bahwa tujuan supervisi adalah membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru. Guru yang tidak memenuhi kompetensi itu dianggap tidak akan produktif. Tugas supervisor adalah menciptakan lingkungan yang sangat terstuktur sehingga secara bertahap guru dapat menguasai kompetensi yang dituntut dalam mengajar. Teknik supervisi yang menggunakan pendekatan kompentensi adalah sebagai berikut:
1.      Menetapkan kriteria unjuk kerja. Tugas serta tanggung jawab yang diberikan untuk melakukan suatu unjuk kerja mengajar tertentu harus dispesifikasikan sehingga tugas tersebut menjadi rinci dan lebih jelas bagi guru yang bersangkutan.
2.      Menetapkan target unjuk kerja. Dari komponen dan analisis kemampuan supervisor dan guru menentukan target yang akan dicapai. Target ini harus dinyatakan dalam bentuk tujuan yang dapat diamati dan diukur.
3.      Menentukan aktivitas unjuk kerja. Pada waktu tujuan unjuk kerja disetujui maka langkah berikutnya adalah mendiskusikan cara mencapai tujuan itu.
4.      Memonitoring kegiatan untuk mengetahui unjuk kerja. Dalam monitoring ini supervisor mengumpulkan dan mengolah data menjadi informasi tentang seberapa jauh pencapaian target yang telah disetujui. Dalam hal ini supervisor dan guru harus sepakat tentang data apa yang akan dikumpulkan,kapan dikumpulkan, dan bagaimana data itu dikumpulkan.
5.      Melakukan penilaian terhadap hasil monitoring. Menilai berarti menafsirkan informasi yang telah diperoleh untuk menetapkan sampai dimana target yang telah ditetapkan tercapai. Dalam halm ini perlu dilakukan penilaian diri sendiri oleh guru dan kemudian dibandingkan  dengan penilaian supervisor terhadap unjuk kerja guru.
6.      Pembicaraan Akhir. Pembicaraan tentang hasilevaluasi merupakan langkah yang penting, pembicaraan ini menyangkkut diskusi secara intensif tentang pencapaian target, supervisor harus memusatkan perhatiaannya untuk membantu guru melihat secara positif hasil penilaian itu. Dalam pembicaraan akhir ini harus dirumuskan tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk meningkatkan unjuk kerja yang menjadi tanggung jawab guru.

III.             Pendekatan Klinis
Asumsi dari pendekatan ini adalah bahwa proses belajar guru untuk berkembang dalam jabatannya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar yang dilakukan guru tersebut. Supervisi klinis adalah suatu proses tatap muka antara supervisor dengan guru yang membicarakan hal mengajar dan yang ada hubungannya dengan itu. Pembicaraan ini bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru dan sekaligus untuk perbaikan proses pengajaran itu sendiri.
Sasaran supervisi klinis adalah perbaikan pengajaran dan bukan perbaikan kepribadian guru. Untuk itu supervisor diharapkan untuk mengajarkan berbagai keterampilan kepada guru yang meliputi antara lain: (a). Keterampilan mengamati dan memahami proses pengajaran secaraanalitis, (b). Keterampilan menganalisis proses pengajaran secara rasional berdasarkan bukti pengamatan yang jelas dan tepat, (c). Keterampilan dalam pembaruan kurikulum, dan (d). Keterampilan dalam mengajar. Dalam supervisi klinis ini supervisor dan guru merupakan teman sejawat dalam memecahkan masalah-masalahpengajaran dikelas. Sasaran supervisi klinis seringkali dipusatkan pada kesadaran dan kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas mengajar serta keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam mengajar seperti keterampilan dalam menggunakan variasi dalam mengajardan menggunakan stimulasi, keterampilan melibatkan siswa dalam proses belajar, serta keterampilan dalam mengelola kelas dan disiplin kelas. Teknik supervisi yang dilakukan supervisor dengan menggunakan pendekatan klinis ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Tahap Pembicaraan Pra-Observasi. Dalam tahap ini supervisor dan guru bersama-sama membicarakan rencana keterampilan yang akan diobservasi atau dicatat. Secara teknis diperlukan lima langkah yang diperlukan pada tahap ini, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: (a). Menciptakan suasana akrab antara supervisor dengan guru, (b). Melakukan titik ulang rencana pelajaran serta tujuan pelajaran, (c). Melakukan titik ulang komponen keterampilanyang akan dilatihkan dan diamati, (d). Memilih atau mengembangkan instrumen observasi, dan (e).Membicarakan bersama untuk mendapatkan kesepakatan tentang instrumen observasi yang dipilih atau yang dikembangkan.
2.      Tahap Obsevasi. Pada tahap ini guru melakukan latihan dalam tingkah laku mengajar yang dipilih dan disepakati dalam pertemuan pendahuluan. Sementara guru berlatih, supervisor mengamati dan mencatat atau merekamnya. Supervisor dapat juga mengadakan observasi dan mencatat tingkah laku siswa didalam kelas serta interaksi guru dengan siswa.
3.      Tahap Analisis dan Penetapan Strategi. Supervisor mengadakan analisis tentang hasil rekaman observasi. Tujuan tahap ini adalah mengartikan data yang diperoleh dan merencanakan manajemen pertemuan yang akan diadakan dengan guru. Strategi manajemen itu meliputi isu apa yang akan mendapat perhatian, data mana yang dipakai dalam pembicaraan, apa tujuan pembicaraan, dari mana mulainya dan siapa yang harus melakukannya.
4.      Pembicaraan tentang Hasil. Tujuan pembicaraan ini adalah untuk memberikan balikan kepada guru dalam memperbaiki tingkah laku mengajarnya, memberikan imbalan dan perasaan puas, mendefinisikan isu dalam mengajar, memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki teknik mengajar dan teknik pengembangan diri sendiri. Langkah utama dalam tahapini adalah sebagai berikut: (a). Menanyakan perasaan guru secara umum atau kesan umum guru ketika ia mengajar, (b). Melakukan titik ulang tujuan pelajaran, (c). Melakukan titik ulang target keterampilan serta perhatian utama guru, (d).  Menanyakan perasaan guru tentang jalannya pengajaran berdasarkan target dan perhatian utamanya, (e). Menunjukkan data hasil rekaman dan memberi kesempatan kepada guru menafsir data tersebut, (f). Mengintrepetasikan data rekaman secara bersama, (g). Menanyakan perasaan guru setelah melihat rekaman tersebut, (h). Menyimpulkan hasil, (i). Menentukan bersama-sama dan mendorong guru untuk merencanakan hal-hal yang perlu dilatih atau diperhatikan pada kesempatan berikutnya.
5.      Analisis sesudah Pembicaraan. Dalam analisis sesudah pembicaraan ini supervisor harus menilik ulang tentang apa yang telah dilakukan dalam menetapkan kriteria perilaku mengajar yang ditetapkan dalam pra-observasi dan kriteria yang dipakai supervisor dalam melakukan observasi, disamping itu perlu dibicarakan hasil evaluasi diri sendiri tentang keberhasilan supervisor dalam membantu guru. Kegiatan ini akan mudah dilakukan apabila supervisor memiliki catatan yang lengkap tentang proses kegiatan yang dilakukan, kalau memungkinkan kegiatan direkam dengan video tape.

IV.             Pendekatan Profesional
Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa karena tugas utama profesi guru itu adalah mengajar maka sasaran supervisi juga harus mengarahkan pada hal-hal yang menyangkut tugas mengajar itu, dan bukan tugas guru yang sifatnya administratif. Dalam pendekatan ini tidak jauh berbeda dengan pendekatan yang lainnya hanya saja jika pada supervsi lain guru mendapat pembinaan dari pihak atasan maka dalam pendekatan ini guru mendapat bimbingan dari teman sejawatnya. Meskipun guru juga mendapat bantuan dari kepala sekolah dan pengawas, tetapi sifat bantuan itu kolegial.

2.3.JENIS- JENIS SUPERVISI
Berdasarkan prosesnya supervisi terbagi atas:
1.      Koraktif
Lebih mencari kesalahan.
2.      Preventif
Mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3.      Konstruktif
Membangun(dapat diperbaiki jika terjadi kesalahan).
4.      Kreatif
Menekankan inisiatif dan kebebasan berfikir.
Berdasarkan tujuan nya supervisi terbagi atas:
1.      Supervisi Manajerial
Supervisi manajerial merupakan supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi SDM kependidikan dan sumber daya lainnya.Dalam hal ini supervisor berperan sebagai:
1.      Kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan menejemen sekolah.
2.      Asesor dalam mengidentifikasikan kelemahan dan menganalisis potensi sekolah.
3.      Pusat informasi pengembangan mutu sekolah.
4.      Evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan.
Prinsip supervisor manajerial adalah sebagai berikut:
1.      Supervisor harus menjauhkan diri dari sifat otoriter.
2.      Supervisor harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis.
3.      Supervisi harus dilakukan secara brkesinambungan.
4.      Supervisi harus demokratis.
5.      Program supervisi harus integral.
6.      Supervisi harus komprehensif.
7.      Supervisi harus konstruktif.
8.      Supervisi harus objektif.

2.      Supervisi Akademik
Jika pada supervisi manajerial berhubungan dengan pengelolaan dan administrasi sekolah maka pada supervisi akademik berhubungan dengan aspek pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam hal ini supervisor bertugas melaksanakan pembinaan dan penilaian teknik dan administrasi pendidikan terhadap sekolah yang menjadi tanggung jawab. Tugas ini dilakukan melalui pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan.

3.      Supervisi Klinis
Menurut Goldhammer, Anderson dan Krajewski(1980)Supervisi klinis memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.       Merupakan teknologi dalam memperbaiki pengajaran.
b.      Merupakan intervensi secara sengaja ke dalam proses pengajaran.
c.       Berorientasi pada tujuan.
d.      Mengandung pengertian hubungan kerja antara guru dengan supervisor.
e.       Memerlukan saling kepercayaan yang dicerminkan dalam pengertian, dukungan, dan komitmen untuk berkembang.
f.       Suatu usaha yang sistematik.
g.      Menciptakan ketegangan yang kreatif untuk menjembatani kesenjangan antara keadaan real dan ideal.
h.      Mengasumsikan bahwa supervisor mengetahui lebih banyak dibandingkan guru.
i.        Memerlukan latihan untuk supervisor.

2.4.INSERVICE TRAINING DAN UPGRADING
Inservice training dan upgrading merupakan salah satu fungsi supervisi yang sangat penting. Penyusunan program inservice training dan berusaha mewujudkannya merupakan bagian dari kegiatan supervisi.
a.       Inservice Training
Inservice training juga biasa disebut dengan pendidikan dalam jabatan.
Sebab sebab pentingnya inservice training adalah sebagai berikut:
1.      Pendidikan persiapan yang kurang mencukupi,
2.      Banyak guru yang telah keluar dari sekolah tidak pernah atau tidak dapat menambah pengetahuan mereka sehingga menyebabkan cara mengajar mereka itu-itu saja.
3.      Kebutuhan akan guru yang mendesak.
4.      Program kurikulum yang selalu berubah dan berkembang sesuai perkembangan ilmu pengetahuan.
Program inservice training ini dapat meliputi berbagai kegiatan seperti mengadakan kursus, ceramah-ceramah, workshop, seminar-seminar, mempelajari kurikulum, survey masyarakat, demo mengajar menurut metode-metode baru dll.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inservice training merupakan segala tindakan yang diberikan atau diterima oleh para petugas pendidikan (supervisor, kepala sekolah, penilik sekolah, guru, dsb) yang bertujuan untuk menambah dan mempertinggi mutu pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman guru-guru dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
b.      Upgrading
Pengertian upgrading atau penataran merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk meninggikan atau meningkatkan taraf ilmu pengetahuan dan kecakapan para pegawai,guru-guru, atau para petugas pendidikan lainnya, sehingga dengan demikian pengetahuannya bertambah luas dan mendalam. Perbedaan antara inservice training dan upgrading adalah upgrading lebih menekankan civil-effect pada pekerjaan atau jabatan yang di upgrade. Misalnya memberi kesempatan kepada para guru yang berijazah Sarjana muda menjadi Sarjana.


2.5. PENEMPATAN GURU DAN MUTASI PIMPINAN SEKOLAH
a.       Masalah penempatan guru, pengangkatan dan penempatan guru disuatu sekolah merupakan tugas dan tanggung jawab kakanwil melalui kepala bidang masing-masing. Beberapa hal yang menyebabkan kesulitan dalam pengangkatan dan penempatan guru antara lain:
1.      Besarnya hasrat para guru-guru muda untuk melanjutkan pelajarannya guna mendapatkan ijazah yang lebih tinggi sehingga banyak diantara mereka yang memilih tempat bekerja dikota-kota besar.
2.      Makin kurangnya animo untuk ke sekolah guru shg jumlah guru yang dihasilkan tiap tahunnya kurang dapat memenuhi kebutuhan jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
3.      Terlihat kecendrungan lebih banyak wanita yang menjadi guru daripada pria sedangkan penempatan guru wanita lebih banyak pertimbangan daripada pria.
4.      Administrasi kepegawaian yang sangat birokratis.
5.      Dll.
Dalam usaha pengangkatan dan penempatan guru ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai berikut:
1.      Pengangkatan dan penempatan guru hendaknya didasarkan pada hasilseleksi kualifikasi yang telah diadakan sebelumnya.
2.      Disesuaikan dengan kebutuhan yang sebenarnya.
3.      Jarak antara tempat tinggal guru dan sekolah.
4.      Jenis kelamin.
5.      Latar belakang.
6.      Keahlian khusus dan hobby yang dimiliki.

b.      Pentingnya mutasi pimpinan sekolah.
Mutasi terbagi dua yaitu mutasi vertikal dan mutasi horizontal.
Mutasi vertikal merupakan mutasi yang dilakukan dengan memindahkan pegawai yang bersangkutan kepada jabatan yang lebih tinggi atau lebih rendah dalam jenjang organisasi kepegawaian.
Mutasi horizontal adalah Mutasi yang dilakukan dengan memindahkan kepala sekolah itu ke sekolah lain yang sejenis tanpa mengubah status jabatannya.
Untuk melaksanakan mutasi dengan baik demi suksesnya tujuan pendidikan perlu diperhatikan beberapa syarat sebagai berikut:
1.      Dilakukan dengan cara yang matang sistematis dan praktis.
2.      Berdasarkan hasil supervisiyang kontinu.
3.      Diketahui benar-benar kelemahan dan kelebihan masing-masing kepala sekolah yang akan dimutasikan.
4.      Diketahui benar-benar kelemahan dan kelebihan sekolah.
5.      Para kepala sekolah mengetahui dan menyadari mengapa dan untuk apa mereka dimutasikan.
6.      Mutasi vertikal dan horizontal dapat dilakukan bersama-sama sesuai tuntutan perkembangan pendidikan.
7.      Lebih baik jika mutasiitu dilakukansecara periodik.















BAB 3
KESIMPULAN
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru.
Supervisi pendidikan berfungsi untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu situasi pendidikan, Penilaian (evaluation) → lebih menekankan pada aspek daripada negative, Perbaikan (improvement) → dapat mengatahui bagaimana situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya., Pembinaan → berupa bimbingan (guidance) kea rah pembinaan diri yang disupervisi
Tujuan akhir dari supervisi pendidikan adalah meningkatkan professional guru dan karyawan sekolah guna menunjang akuntabilitas siswa dalam belajar, sehingga siswa benar-benar menjadi manusia yang berilmu, berbudi dan kreatif dalam segala hal sesuai dengan amanah UUD 1945.













DAFTAR PUSTAKA

[1]. Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Alfabeta: Bandung.
[2]. Soetjipto. 2004. Profesi Keguruan, Rineka Cipta: Jakarta.















Disusun Oleh:
  1. Setiya Rahayu
  2. Raihanatul Hayati
  3. Lujeng Paramastuti
  4. Vivy Muryani
  5. Firdaus
  6. Devi S
  7. Nurjamillah
  8. Fitra Sari
  9. Razita H
  10. Diani















Tidak ada komentar:

Posting Komentar